Samudera Hindia yang saya ambil
datanya merupakan samudera yang berada di daerah antara Australia Selatan dan
Australia Barat, terletak pada 30.0000° S dan 135.0000° E. Samudera Hindia
memiliki suhu rata-rata sekitar 14 hingga 17oC, arus pada letak
samudera yang saya ambil pun rata-rata tidak terlalu kencang karena terhalang
oleh benua Australia dan karena adanya rangkaian karang. Pada dasar samudera
yang berbatasan dengan benua Asia terdapat pusat tubrukan antara lempeng Asia
dan lempeng dasar samudera sehingga menjadi daerah labil atau pusat gempa bagi
negara-negara Asia seperti Indonesia, India, Afghanistan dan Iran. Samudera
Hindia jarang menimbulkan badai besar seperti Samudera Pasifik, sehingga
pelayaran melalui Samudera Hindia relatif aman.
![]() |
Profil Grafik Musim Peralihan 2 |
![]() |
Profil Grafik Musim Timur |
![]() |
Profil Grafik Musim Peralihan 1 |
![]() |
Profil Grafik Musim Barat |
Profil grafik dari keempat musim
yang telah dicantumkan diatas menunjukkan bahwa profil suhu atau temperatur
tidak menampakan suatu perubahan besar terhadap kedalaman. Penurunan temperatur
rata-rata terjadi secara konstan pada lapisan deep layer yang dikarenakan
kurangnya intensitas cahaya matahari dan adanya arus dan tekanan yang tinggi
pada lapisan tersebut. Lapisan deep layer adalah lapisan yang berada di
kedalaman 1500 m ke bawah di dasar laut.
Gelombang suara dapat
didefinisikan sebagai suatu gelombang yang bergerak pada suatu media yang pada
umumnya bergerak dengan kecepatan 760 mil per jam. Perlu diketahui bahwa cepat
rambat suatu gelombang suara akan bergerak jauh lebih cepat pada media air,
dalam hal ini air laut, cepat rambatnya bisa sampai empat kali lebih cepat
daripada di udara. Dapat dilihat pada keempat grafik kecepatan suara pada
setiap musim diatas bahwa kecepatan suara semakin berkurang seiring dalamnya
suatu perairan laut. Hal ini berkaitan dengan penurunan suhu yang juga semakin
menurun di setiap grafik di setiap musimnya. Kecepatan suara bergantung pada
densitas suatu media, apabila media tersebut memiliki suhu rendah, maka
densitas atau kerapatan partikelnyapun rendah, yang mengindikasikan kurang
tingginya cepat rambat gelombang suara. Hal lain yang mempengaruhi cepat rambat
gelombang suara pada perairan adalah modulus bulk, dimana semakin besar nilai
modulus bulk pada zat cair maka cepat rambat bunyi pada zat cair tersebut akan
semakin besar. Modulus bulk pada perairan laut sendiri akan memiliki nominal
yang lebih besar pada perairan berpartikel lebih beragam, dalam hal ini
memiliki salinitas yang tinggi, karena semakin tinggi salinitasnya, semakin
tinggi kerapatan partikel suatu perairan tersebut, ditambah dengan tingginya
temperatur maka dapat disimpulkan adanya keterkaitan antara suhu dan
salinitas permukaan dan kedalaman laut pada kecepatan gelombang suara.
Salinitas setiap musim terlihat
bahwa tingkat salinitas lebih besar di permukaan perairan daripada di
kedalaman, dikarenakan pada daerah perairan ini terjadi evaporasi yang tinggi.
Dapat dilihat juga bahwa pada musim barat salinitas permukaan lebih rendah
daripada musim lainnya, karena pada musim barat terjadi hujan yang mengakibatkan
sedikitnya evaporasi dan naiknya massa air permukaan karena hujan. Salinitas
tertinggi terjadi pada musim peralihan 1, hal ini disebabkan penurunan curah
hujan yang terjadi antara bulan Februari dan bulan Maret. Hal yang sama juga
berlaku pada grafik suhu yang lebih rendah pada musim barat dan tinggi pada
musim peralihan 1 yang disebabkan oleh faktor penurunan curah hujan dan
peningkatan intensitas cahaya matahari. Dari grafik diatas dapat dilihat pula
penurunan selalu terjadi pada kisaran kedalaman 200m hingga 400m, baik
penurunan kecepatan gelombang suara, salinitas, atau temperatur.
DAFTAR PUSTAKA
http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/salinitas-air-laut.html
http://www.scribd.com/doc/54314353/Salinitas
Nontji,
A. (2007). Laut Nusantara. Jakarta:
Djambatan.
Surya,
Yohanes. (2003). Fisika itu Asyik 2.
Jakarta: PT SDM.
Wigen,
Kären. (2007). Seascapes: Maritime
Histories, Littoral Cultures, and Transoceanic Exchanges. University
of Hawaii
terimakasih
BalasHapus